Flashback tepat satu tahun yang lalu. Saat terbangun di tanggal 23 Juli, seseorang yang jauh disana memberi kabar ada hadiah yang sudah dia siapkan untukku di blognya. FYI, blog tersebut sekarang sudah gak ada, RIP karena ulah orang gak bertanggung jawab. Alhamdulillah 'hadiah' darinya sudah dicopy dan akan diposting ulang disini, dengan judul dan isi yang sama. Ditambah beberapa comment dari aku gakpapa yaa :D
Long time no write.. And now I'm gonna telling you guys about a couple. Love between a superfamous girl and a messy boy. I know it sounds like another million romantic love story, but it's different for me. Yeah, for me. And you, off course.. ^^
Kata superfamous sepertinya berlebihan.. But it's oke. I used to be that way, indeed :p
Dulu mereka sangat sering ketemu, bahkan mungkin setiap hari. Karena satu Fakultas, satu Program Study, tapi beda kelas. Setelah lulus kuliah duluan, Nisa kerja di satu perusahaan tambang BAPAO group. Kelak perusahaan inilah yang bikin Nisa ketemu lagi dan jatuh cinta sama Udin yang berantakan luar biasa.
Our company name dipelesetkan. LoL!
Nisa. Cewe cantik, pinter, anggota keluarga mahasiswa muslim, asisten dosen, wah pokoknya idola kampus lah. Gatau deh ni cewe pas dalem kandungan mamanya ngidam apa sampe tokcer begitu bentuknya. Setiap laki-laki di kampus pasti kenal dan mengidolakan dia. Kalo kata anak-anak sih Nisa itu bukan calon pacar tapi masuk kriteria calon istri yang sempurna. Yeap, semua laki-laki pasti setuju. Termasuk Udin.
*blushing*
Udin. Seorang cowo tulen dibesarkan di satu pulau kecil berjudul honoguagua dalam sebuah keluarga banjar yang islami, tidak tampan, berperawakan kutilang, gokil dan humoris, pandai bergaul, hobi sepakbola, renang, bilyard, catur, nonton film, dengerin musik, sampe berantem. Udin tipe cowo cuek dan urakan. Saking cueknya, dia gatau kalo banyak cewe yang suka. Tsahh.
Paragraf ini 'menjual' sekali yak, nice move!
Udin menganggap Nisa kayak bidadari di
surganya nanti. Sejak dulu, sejak pertama kali melihatnya. Waktu itu bagi Udin,
Nisa hanya bisa diimpikan tapi ngga akan pernah bisa didapatkan. Kenyataannya,
Nisa juga seorang gadis biasa yang juga memimpikan bisa mendapatkan seorang
pria utama yang bisa menjadi imamnya kelak.
Udin menyatakan segala hal yang ada dalam hatinya kepada Nisa. Tentang kehidupannya, tentang rencananya, tentang masa depannya. Nisa tentu sadar dengan segala pertimbangannya baik dari segi agama, keluarga, sifat, fisik, dan lain-lain untuk menerima atau menolak Udin menjadi calon imamnya.
Udin dengan segala bekal yang dimilikinya
telah menetapkan hati untuk Nisa seorang, menjadi imam baginya, pelindung,
teman dalam keadaan apapun serta menjadi teladan bagi anak-anak mereka nanti.
Udin telah menetapkan hatinya akan mengambil tanggung jawab atas Nisa dari
orangtuanya baik di dunia maupun untuk akhiratnya.
*speechless*
Semoga tulisan ini bermanfaat dan menginspirasi kalian biar ngga cuman ngejar bidadari buat dunia, tapi juga buat akhiratmu.
Read more -
Long time no write.. And now I'm gonna telling you guys about a couple. Love between a superfamous girl and a messy boy. I know it sounds like another million romantic love story, but it's different for me. Yeah, for me. And you, off course.. ^^
Kata superfamous sepertinya berlebihan.. But it's oke. I used to be that way, indeed :p
Dulu mereka sangat sering ketemu, bahkan mungkin setiap hari. Karena satu Fakultas, satu Program Study, tapi beda kelas. Setelah lulus kuliah duluan, Nisa kerja di satu perusahaan tambang BAPAO group. Kelak perusahaan inilah yang bikin Nisa ketemu lagi dan jatuh cinta sama Udin yang berantakan luar biasa.
Nisa. Cewe cantik, pinter, anggota keluarga mahasiswa muslim, asisten dosen, wah pokoknya idola kampus lah. Gatau deh ni cewe pas dalem kandungan mamanya ngidam apa sampe tokcer begitu bentuknya. Setiap laki-laki di kampus pasti kenal dan mengidolakan dia. Kalo kata anak-anak sih Nisa itu bukan calon pacar tapi masuk kriteria calon istri yang sempurna. Yeap, semua laki-laki pasti setuju. Termasuk Udin.
*blushing*
Udin. Seorang cowo tulen dibesarkan di satu pulau kecil berjudul honoguagua dalam sebuah keluarga banjar yang islami, tidak tampan, berperawakan kutilang, gokil dan humoris, pandai bergaul, hobi sepakbola, renang, bilyard, catur, nonton film, dengerin musik, sampe berantem. Udin tipe cowo cuek dan urakan. Saking cueknya, dia gatau kalo banyak cewe yang suka. Tsahh.
Paragraf ini 'menjual' sekali yak, nice move!
Nisa yang aktif di organisasi maupun
kuliah berbanding terbalik dengan Udin yang pasif. Nisa yang populer dan
dikejar-kejar berbagai jenis lelaki baik yang buas maupun yang akhi-akhi
berbanding terbalik dengan Udin yang hanya sibuk dengan dunia pergaulannya.
Hmm.. emang berbahaya sekali masa2 itu. Alhamdulillah masih dalam perlindunganNya :)
Intinya dulu Udin minder dan keki buat mendekati Nisa. Tak pantas lah. Seringkali Udin berpapasan dengan Nisa di kampus, tapi Udin pasti akan memilih jalan yang lain karena dengan senyuman manis dipadu ama kata sapa "hai" aja pasti bakal bikin Udin meriang seharian. Udin hanya bisa mengagumi dari jauh, mendengar cerita-cerita tentang Nisa, bahkan cuman bisa nyimpen satu-satunya foto Nisa pemberian dari temen sekelasnya. Kelak Udin menyesali satu hal, kenapa gak dari dulu Udin mendekati Nisa.
Allah menetapkan segala sesuatu indah pada waktunya. Maha suci Allah yang telah menunjukkan jalanku kepadamu :)
Hmm.. emang berbahaya sekali masa2 itu. Alhamdulillah masih dalam perlindunganNya :)
Intinya dulu Udin minder dan keki buat mendekati Nisa. Tak pantas lah. Seringkali Udin berpapasan dengan Nisa di kampus, tapi Udin pasti akan memilih jalan yang lain karena dengan senyuman manis dipadu ama kata sapa "hai" aja pasti bakal bikin Udin meriang seharian. Udin hanya bisa mengagumi dari jauh, mendengar cerita-cerita tentang Nisa, bahkan cuman bisa nyimpen satu-satunya foto Nisa pemberian dari temen sekelasnya. Kelak Udin menyesali satu hal, kenapa gak dari dulu Udin mendekati Nisa.
Allah menetapkan segala sesuatu indah pada waktunya. Maha suci Allah yang telah menunjukkan jalanku kepadamu :)
Seperti yang udah gue ceritain sebelumnya,
Udin dan Nisa bergabung di perusahaan yang sama namun berbeda lokasi kerja.
Waktu itu siang hari, Udin baru balik dari
lapangan. Di office sambil minum chococcino, Udin menerima chat di Ym!
Nee_Sha@yahoo.com : Aslkm. Udin, lagi di site kan ? Aku
minggu depan mau kesana, ada project. ^^
udin@yahoo.com :
Wass. Owh mau kesini. sip sip, ada Gepe juga disini kan jadi banyak temen. Bang Adon sama Mba Yessi juga ada.
Nama2 teman kampus dulu juga dipelesetkan demi kenyamanan yang bersangkutan :D
Nama2 teman kampus dulu juga dipelesetkan demi kenyamanan yang bersangkutan :D
Nee_Sha@yahoo.com : Iyaa, cuman mau mastiin temen-temen
yang ada disana, siapatau diajak jalan2. :D
udin@yahoo.com :
Wahahaha, okesip ditunggu deh. :)
Seminggu kemudian tim dari Nisa dan
temen-temennya dateng ke lokasi Udin. Dan untuk pertama kalinya Udin ketemu
lagi sama Nisa setelah sekian lama. Nisa lebih kurus sekarang, lebih tenang,
lebih dewasa. Udin udah ngga meriang lagi kok, tapi tetep masih malu-malu
meong. Selama Nisa disana, mereka ga pernah jalan, makan bareng, atau apalah
yang biasa orang-orang lakukan pas pedekate. Mereka hanya bertegur sapa dan
saling bercerita via Ym!.
Thanks to Yahoo Messenger! Karena saat itu kita emang gak punya nomer hape masing2 :p
Thanks to Yahoo Messenger! Karena saat itu kita emang gak punya nomer hape masing2 :p
Setelah itu mereka intens bertukar
pemikiran, sharing dalam hal apapun, iya mereka cocok. Ketika Nisa akan umroh
bersama keluarganya, dia sempat pamit sama Udin. Udin pun hanya bisa titip doa
disana, syukur-syukur dibawain air zamzam (ternyata Udin dikasih gantungan
kunci ka'bah). Di bulan itu juga Udin kehilangan wanita yang paling dicintainya
di muka bumi. Mama Udin hanya berpesan, lekaslah menikah supaya ada yang
mengurusmu, siapapun gadis pilihanmu, Mama restui asalkan Muslimah dan sayang
kepadamu. Ngga ada wanita lain yang bisa Udin bayangkan untuk jadi istrinya
selain Nisa. Sejak itu Udin serius dan bertekad untuk menikahi Nisa.
*Happy *sad *melting
*Happy *sad *melting
Udin menyatakan segala hal yang ada dalam hatinya kepada Nisa. Tentang kehidupannya, tentang rencananya, tentang masa depannya. Nisa tentu sadar dengan segala pertimbangannya baik dari segi agama, keluarga, sifat, fisik, dan lain-lain untuk menerima atau menolak Udin menjadi calon imamnya.
*speechless*
Insya Allah. Apapun itu jika atas dasar
niat untuk menjalankan perintah Allah, pasti akan dimudahkan dan dilapangkan
jalannya. Mintalah kepada-Ku kata Allah, maka niscaya akan Kuberi. Karena Allah
maha pengasih dan maha penyayang, hanya kepada-Nya lah kita berserah diri,
berdoa dan meminta pertolongan.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan menginspirasi kalian biar ngga cuman ngejar bidadari buat dunia, tapi juga buat akhiratmu.
Dedicated to DYD, Ana Uhibbukhi Fillah. :)
Happy birthday. Barakallah umurnya, selalu
diberikan kesehatan, hidayah, dan iman yang kuat, rizki yang lancar,
membanggakan orangtua, dan menjalani serta menikmati hidup di jalan-Nya. Aamiin
ya Robb.
..Then I relized he is the one..
Ana Uhibbuka fillah,
Dhy_
Dhy_