Alhamdulillah wa syukurillah, la haula wa la kuwwata illa billah. Bener2 gak nyangka 4 tahun kemudian setelah umroh pertama, gw bisa kembali ke tanah haram. Kali ini dengan status berbeda.. sudah jadi makmumnya seorang Rian, si suami tercintah sekaligus fotografer pribadi *lope2*
Tulisan tentang umroh pertama ada disini >> https://dhiangdwinnisa.blogspot.co.id/2012/04/my-1st-umrah-story.html
To tell you the truth, umroh kali ini persiapannya kurang dari 1 bulan. Gw & Rian yang tadinya rencana cuti ke Bali, tetiba aja merasa tergugah untuk join tripnya Fatatour yang waktu & budgetnya pas banget banget!
Untuk travel, sudah dari kapan pengen sih searching2nya. Jadi emang udah keep travel2 yang ada umroh + trip Istanbul.
Kenapa Istanbul? Berikut alasannya :
1) Gw ngefans sama Muhammad Al Fatih, sang penakluk Konstantinopel.
2) Napak tilas kejayaan Islam : Laut Marmara, Golden Horn, benteng konstantinopel, Aya Sofya, Mesjid Biru, etc. Pepatah klasik eropa bilang "if you want riches, go to India. If you want learning, go to Europe. But if you want imperial splendor, come to the Ottoman Empire and it's capital, Istanbul".
3) Mau ke Istana Topkapi yang menyimpan peninggalan Nabi & sahabat.
4) Mesjid2 disana banyak yang isinya hampir full hiasan kaligrafi2 cantik, sampai dibilang "The Qur'an was revealed in Mecca, read in Egypt, and written in Istanbul".
5) Where east meets west : satu kota yang letaknya diantara 2 benua, Asia & Eropa.
6) Bunga2 tulip mulai mekar, karena akhir Maret-April peralihan dari musim dingin ke musim semi.
7) Gw ngefans sama Erdogan, pemimpin yang paling pro Islam menurut gw sekarang. So jalan2 ke negaranya jadi satu bentuk dukungan gw. Siapa tau bisa main2 ke rumah beliau di Istanbul, hehe..
Back to track. Setelah dapat kepastian mengenai keberangkatan, gw kirim deh berkas ke kantornya di Bekasi. Awalnya ada was-was juga ngirim dokumen penting gitu, makanya sempat minta tolong mas Andri, temen di Bekasi, buat nyamperin kantornya. Mas Andri datengnya waktu kantornya sudah tutup, jadi doi fotokan aja penampakannya. Yah Bismillah aja gw kirim DP dan berkasnya, mengingat 2 minggu lagi tanggal keberangkatan.
Suntik meningitis pun baru di minggu itu, so Rian kudu izin mendadak sehari. Jadilah muncul gosip doi dapat panggilan interview, haha..
H-5 Rian baru dapat cuti. 2 hari kemudian bapak dan adek2 dari Sangkulirang & Sangatta datang ke Balikpapan, ceritanya mau nganterin kita berangkat. Karena H-2 ada manasik, jadilah hari itu juga kita cuss Jakarta setelah sebelumnya booked 2 malam hotel yang sama dengan tempat manasik, Grand Menteng.
Manasiknya diadakan hari Ahad, 20 Maret 2016, dari pagi sampai sore. Seru sih ustadz yg bawain acaranya, jadi gak ngantuk. Malah pada mewek saking terharu dengar cerita tentang tanah suci. Jadi makin rindu bisa segera kesana.
Oiya, di manasik itu juga kita baru dapat info keberangkatan 22 Maret kudu transit di KL sehari semalem. Rada syok sih karena artinya jatah hari di Madinah berkurang, tapi pastinya dari travel juga sudah berusaha yg terbaik karena memang peak season liburannya orang arab bulan ini. So just enjoy the show.. kapan lagi kan bisa pusing2 a.k.a jalan2 di KL, secara KL gak masuk bucket list to go before die B-)
2 hari sebelum berangkat kita pakai buat enjoy Jakarta sama Dea, adek yang satu ini sudah semangat datang dari Bandung sejak kemarin2. So kita ajakin doi ke Atrium Plaza, makan di d'cost dan cari kostum musim dingin buat persiapan di Turki nanti.
Kebetulan si kakak, mba Icha, juga ada dinas di Jakarta. Jadi deh ajang kumpul sodara ciwi2 dimana si kakak tertua jadi sponsor makan suki di FX, hohoho..
Selasa, 22 Maret. Jakarta - KL
Setelah subuh gw & suami cuss ke Bandara, jadwal ngumpul grup kita jam 6-an di terminal 2. Setelah handling bagasi plus pembagian ID dari travel, jam 9 flight ke KL by Lion. Touchdown KLIA jam 1 siang, lanjut city tour ke Putrajaya.
Putrajaya merupakan daerah pusat pemerintahan Malaysia sekaligus landmark. Kelihatan banget terawatnya. Kantor Perdana Menteri jadi main icon karena gede banget plus unik, bentuk mesjid gitu.
Lunch di pujaseranya Putrajaya lanjut sholat jamak
taqdim di masjid Pink. Setelah puas poto2 lanjut ke
daerah KLCC, yang ada menara kembar Petronas itu..
Jum’at, 25 Maret. Madinah – Mekkah: Umroh I
Begitu lihat harganya, pelan2 kita
melipir keluar. Serem bok, 1 baju seharga paket tur kita. Gak kuaat!
Ngomong2 tentang taman, jadi inget
cerita ustadz Budi Anshari di program Khalifah. Katanya hampir pasti di
setiap negara yang pernah dikuasai oleh khalifah Islam, terdapat taman2 cantik
yang sengaja dibangun terinspirasi dari taman2 Syurga yang diceritakan dalam Al
Qur’an. Gak cuman untuk estetika, tapi juga bernilai ibadah. Makanya selain
tumbuhan & bunga2an, di taman juga ada air mancur yang bisa digunakan untuk
berwudhu. Malah katanya di Istana Cordoba ada air mancur yang sekaligus jadi
penunjuk waktu. Jadi pengen kesana deh nanti :3
Dari bukit Camlica di Asia, kita balik ke Eropa lagi. Bukan main deh, bolak balik Asia-Eropa serasa Balikpapan-Penajam ya begini ini. Etapi jembatan Balikpapan-Penajam pan belum jadi2 yak, ahahaha.. #hush
Kita ke daerah Eyup lagi untuk naik kereta gantung (Teleferik) menuju bukit Pierre Loti. Dari atas bukit terlihat Golden Horn yang bersejarah itu. Disinilah Al Fatih berhasil menyebrangkan 70 kapal perangnya melewati perbukitan yang akhirnya pasukan muslim berhasil menaklukan Konstantinopel. Padahal usia beliau saat itu baru 21 tahun. Kita2 umur segitu sudah bisa apa ya..??
FYI hampir di setiap tempat di Istanbul, terutama di tempat2 tinggi (bukit, gedung) selalu ada bendera merah bergambar bulan bintang yang berkibar. Ramazan bilang nasionalisme di Turki tinggi banget *thumbs up*
Turun dari bukit Pierre Loti sudah sore banget. Lanjut ke resto buat dinner, makan terakhir kita di Istanbul. Antara sedih dan senang nih. Sedih karena waktu explore Istanbul sudah selesai, senang karena sudah mau pulang dan bisa makan enak (no more real kebab), hehe..
Jam 9 malam diantar ke bandara Ataturk untuk flight ke Jakarta jam 2 dinihari by Turkish Airlines. Disini baru ngerasain pakai trolley berbayar TL 1, gak seperti di bandara pertama kita datang. Kalau mau duitnya balik, kudu balikin trolley ditempatnya. Pinter nih ngajarin orang2nya tanggung jawab. But you know what, di bandara Internasional ini juga gak ada free wi-fi doong. Sepertinya gak biasa gratisan mereka ini. So buruan cari pewe a.k.a posisi wuenak buat bobo nunggu flight. Zzz~
Jum'at, 1 April. Istanbul - Jakarta
Take off dari Ataturk Int'l airport. Melihat Istanbul malam hari dari jendela pesawat bikin galau. Perasaan yang sama setiap kali pulang dari tempat2 yang diimpikan. It was enchanting to be there. Gak heran Napoleon Boneparte pernah bilang "If the world were a single state, Istanbul would be it's capital". Terimakasih ya Allah sudah memberi kesempatan kami berada di sana. Semoga Indonesia juga bisa punya pemimpin hebat, dan kami rakyatnya juga bisa memantaskan diri untuk dipimpin oleh mereka. Aamiin.
Setelah 12 jam penerbangan, safely landed in CGK. Sudah maghrib aja di Jakarta. Itulah hari Jum'at tersingkat sepanjang hidup gw, hehe..
Buru2 kita cari tempat jualan bakso atau mie ayam di bandara, secara sudah kangen pake banget makanan sini :9
Oh yes, we're still into Indonesia. No matter how far we go.. dan seberapa kerennya negeri orang disana, this is our own home. Alhamdulillah.
Read more -
Tulisan tentang umroh pertama ada disini >> https://dhiangdwinnisa.blogspot.co.id/2012/04/my-1st-umrah-story.html
To tell you the truth, umroh kali ini persiapannya kurang dari 1 bulan. Gw & Rian yang tadinya rencana cuti ke Bali, tetiba aja merasa tergugah untuk join tripnya Fatatour yang waktu & budgetnya pas banget banget!
Untuk travel, sudah dari kapan pengen sih searching2nya. Jadi emang udah keep travel2 yang ada umroh + trip Istanbul.
Kenapa Istanbul? Berikut alasannya :
1) Gw ngefans sama Muhammad Al Fatih, sang penakluk Konstantinopel.
2) Napak tilas kejayaan Islam : Laut Marmara, Golden Horn, benteng konstantinopel, Aya Sofya, Mesjid Biru, etc. Pepatah klasik eropa bilang "if you want riches, go to India. If you want learning, go to Europe. But if you want imperial splendor, come to the Ottoman Empire and it's capital, Istanbul".
3) Mau ke Istana Topkapi yang menyimpan peninggalan Nabi & sahabat.
4) Mesjid2 disana banyak yang isinya hampir full hiasan kaligrafi2 cantik, sampai dibilang "The Qur'an was revealed in Mecca, read in Egypt, and written in Istanbul".
5) Where east meets west : satu kota yang letaknya diantara 2 benua, Asia & Eropa.
6) Bunga2 tulip mulai mekar, karena akhir Maret-April peralihan dari musim dingin ke musim semi.
7) Gw ngefans sama Erdogan, pemimpin yang paling pro Islam menurut gw sekarang. So jalan2 ke negaranya jadi satu bentuk dukungan gw. Siapa tau bisa main2 ke rumah beliau di Istanbul, hehe..
Back to track. Setelah dapat kepastian mengenai keberangkatan, gw kirim deh berkas ke kantornya di Bekasi. Awalnya ada was-was juga ngirim dokumen penting gitu, makanya sempat minta tolong mas Andri, temen di Bekasi, buat nyamperin kantornya. Mas Andri datengnya waktu kantornya sudah tutup, jadi doi fotokan aja penampakannya. Yah Bismillah aja gw kirim DP dan berkasnya, mengingat 2 minggu lagi tanggal keberangkatan.
Suntik meningitis pun baru di minggu itu, so Rian kudu izin mendadak sehari. Jadilah muncul gosip doi dapat panggilan interview, haha..
H-5 Rian baru dapat cuti. 2 hari kemudian bapak dan adek2 dari Sangkulirang & Sangatta datang ke Balikpapan, ceritanya mau nganterin kita berangkat. Karena H-2 ada manasik, jadilah hari itu juga kita cuss Jakarta setelah sebelumnya booked 2 malam hotel yang sama dengan tempat manasik, Grand Menteng.
Manasiknya diadakan hari Ahad, 20 Maret 2016, dari pagi sampai sore. Seru sih ustadz yg bawain acaranya, jadi gak ngantuk. Malah pada mewek saking terharu dengar cerita tentang tanah suci. Jadi makin rindu bisa segera kesana.
Oiya, di manasik itu juga kita baru dapat info keberangkatan 22 Maret kudu transit di KL sehari semalem. Rada syok sih karena artinya jatah hari di Madinah berkurang, tapi pastinya dari travel juga sudah berusaha yg terbaik karena memang peak season liburannya orang arab bulan ini. So just enjoy the show.. kapan lagi kan bisa pusing2 a.k.a jalan2 di KL, secara KL gak masuk bucket list to go before die B-)
2 hari sebelum berangkat kita pakai buat enjoy Jakarta sama Dea, adek yang satu ini sudah semangat datang dari Bandung sejak kemarin2. So kita ajakin doi ke Atrium Plaza, makan di d'cost dan cari kostum musim dingin buat persiapan di Turki nanti.
Kebetulan si kakak, mba Icha, juga ada dinas di Jakarta. Jadi deh ajang kumpul sodara ciwi2 dimana si kakak tertua jadi sponsor makan suki di FX, hohoho..
Power Puff Girls |
Selasa, 22 Maret. Jakarta - KL
Setelah subuh gw & suami cuss ke Bandara, jadwal ngumpul grup kita jam 6-an di terminal 2. Setelah handling bagasi plus pembagian ID dari travel, jam 9 flight ke KL by Lion. Touchdown KLIA jam 1 siang, lanjut city tour ke Putrajaya.
Cari wi-fi gratisan di KLIA |
kantor PM |
Masjid Putra / Masjid pink |
Inside Masjid Putra (pink everywhere) |
Dari KLCC kita dibawa ke resto
padang buat makan malam. Perasaan baru aja makan, sudah makan lagi. Lagian jam 7
disana masih lumayan terang, jadi gak berasa dinner, hmm..
Kelar makan dianter ke penginapan Wira. Lelah~
Kelar makan dianter ke penginapan Wira. Lelah~
Rabu, 23 Maret. KL – Jeddah.
Setelah check out, sebelum ke
airport, kita dibawa mampir ke Rumah Cokelat Chocolate Kingdom. Ternyata beneran rumah tinggal
yang disulap jadi tempat produksi dan jualan cokelat. Datang kesana pas di jam
sibuk, rame banget turis. Jadilah penuh sesak rumah mungil itu. Gw bentar aja
di dalem, mending di luar aja foto2 :D
Jam 15.00 sudah di Bandara, group check-in buat flight jam 18.00 ke Jeddah by Saudia. Perjalanan hampir 9 jam gak
gitu terasa karena penerbangan yang nyaman: makanan sesuai selera, hiburan
berlimpah, cabin crew nya juga
ramah2.
Jam 22.00 safely landed di
Jeddah. Alhamdulillah..
Setelah ngantri proses imigrasi plus handling bagasi, lanjut naik bus ke Madinah +/- 6 jam.
Setelah ngantri proses imigrasi plus handling bagasi, lanjut naik bus ke Madinah +/- 6 jam.
Kamis, 24 Maret. Madinah : City tour, Raudah.
Sekitar jam 5 pagi touchdown hotel Jawharat Al Ashima di Madinah. Disana sudah ada pembimbing (mutawif) kita, namanya Hefni. Masih muda sih, belum nikah pun. Rada aneh juga kalau dipanggil ustadz, hehe..
Jam 9.00 lanjut city tour Madinah: Masjid Quba, Kebun Kurma, Jabal Uhud.
Jam 9.00 lanjut city tour Madinah: Masjid Quba, Kebun Kurma, Jabal Uhud.
Dari hotel kudu jaga wudhu buat sholat di masjid Quba ya, karena insyaAllah dapat
pahala umroh, aamiin.
Kebun kurma yg gw lihat sekarang
beda jauh sama kondisi di tahun 2012 waktu gw kesini. Cenderung sepi malah. Apa
karena tulisan gw dulu yang bilang tempat ini gak
rekomen buat belanja #oops
Gak lah ya. Denger2 ada renovasi sih, makanya rada sepi pengunjung.
Inside Quba (ikhwan side) |
Gak lah ya. Denger2 ada renovasi sih, makanya rada sepi pengunjung.
Sampai jabal Uhud sudah tengah
hari. Disana diceritakan sejarah singkat perang Uhud, plus kita do’a buat para
syuhada. Mutawif bilang nanti Gunung Uhud ini akan berada di Syurga (seperti
juga Raudah) karena kecintaannya yang teramat sangat pada Rasulullah.
MasyaAllah.. semoga kami pun bisa sepertimu ya Uhud. Aamiin.
Jabal Uhud |
Selesai city tour sudah hampir masuk waktu Zuhur. Buru2 ke Nabawi tapi pintu masuk sudah ditutup karena di dalam sudah
full, sholat di pelataran deh.
Balik ke hotel dalam keadaan
tepar karena dari datang belum ada istirahat, plus ada tanda2 mau flu. Jadilah
abis makan siang minum obat dan tidur. Zzz~
Jam 10 malem kita ke Raudah
dianterin istrinya ustadz. Ngantri 2 jam-an sebelum masuk. Alhamdulillah dapat i’tikaf malam jum’at di Nabawi ^^
Antrian masuk Raudah sisi akhwat |
Nabawi yang selalu di hati |
Jum’at, 25 Maret. Madinah – Mekkah: Umroh I
Setelah sholat subuh kita sempatkan beli titipannya orang2. Entah kenapa kali ini gak semangat
belanja2. Mungkin kalau sama Mom kesini jadi lain ceritanya,
hehe..
Jam 10an sudah duduk manis di
Nabawi nunggu Jum’atan, takut gak dapat tempat kalau datang nanti2. Maksimalkan
waktu juga sih, karena siang kita sudah check-out
dan otw Mekkah.
Jam 3-an siang berangkat. Perasaan sedih meninggalkan kota Nabi bisa dinetralkan dengan perasaan senang menuju Baitullah. Labbaik allahumma labbaik...
Dari hotel sudah siap ihram dan ambil miqot di Byr Ali. Setelah 6 jam perjalanan baru tiba di hotel Anjum. Macetnya Mekkah masih sama seperti dulu. Setelah makan malam di hotel, grup kita ke Al Haram untuk umroh pertama.
On the way Baitullah |
Dari hotel sudah siap ihram dan ambil miqot di Byr Ali. Setelah 6 jam perjalanan baru tiba di hotel Anjum. Macetnya Mekkah masih sama seperti dulu. Setelah makan malam di hotel, grup kita ke Al Haram untuk umroh pertama.
Alhamdulillah ketemu lagi ya kitaa..
walaupun malam ini belum bisa pegang2 karena kudu nempel di grup, kan masih
ada waktu buat kita besok2.. *ngomong sama Ka’bah* :3
Sabtu, 26 Maret. Makkah : Baitullah.
Memperbanyak ibadah di Al Haram,
sekalian pegang2 si hitam manis a.k.a Ka’bah. Feel so in love when I touched it, and been there always feels like
home.
Semoga kalian yang belum, bisa segera datang yaa.. melihat dan memegang langsung arah sholat kita selama ini, dan merasakan sensasi berada di Baitullah yang walaupun selalu terlihat penuh sesak, akan selalu ada tempat untuk kita di dalamnya.
Semoga kalian yang belum, bisa segera datang yaa.. melihat dan memegang langsung arah sholat kita selama ini, dan merasakan sensasi berada di Baitullah yang walaupun selalu terlihat penuh sesak, akan selalu ada tempat untuk kita di dalamnya.
Ah nulis kalimat barusan bikin
merinding, dan bikin kangen Baitullah lagi pastinya.
Ahad, 27 Maret. Makkah : City tour, Umroh II
di rumah-Nya bersamanya |
Ahad, 27 Maret. Makkah : City tour, Umroh II
Jam 08.00 start city tour: Jabal
Tsur, Jabal Rahmah, Armina, plus ambil miqot
di Ji’ronah untuk umroh kedua. Di perjalanan balik ada badai pasir, dan berlangsung
terus sampai kita umroh. Jadilah tawaf ditengah badai. Syukurlah berada
ditengah lautan manusia, kalau gak bisa terbang tersapu badai saking
cungkringnya, kata si adek waktu kita cerita via chat -__-
Greeting for siblings |
Senin, 28 Maret. Makkah – Jeddah – KSIA
Setelah subuh tawaf wada plus
ambil bekal zamzam beberapa botol. Sedih lagi deh mau pisah sama Baitullah.
Nanti panggil kami lagi ya Rabb..
Siangan ke Jeddah, mampir belanja
di Corniche. Kalau baca tulisan gw, umroh sebelumnya tempat ini ter-skip dari agenda. Alhamdulillah kali ini
kesampaian makan bakso mang Udin. Pricey
sih di Corniche. Memang Madinah tempat yang rekomen kalau buat belanja2.
Kita makan malam di dekat masjid ArRahmah (masjid
terapung). Romantis sih dinner
di tepi Laut Merah, tapi kalau lama2 bisa masuk angin juga kan yaa *gelegekan*
Jam 22.00 sampai di bandara. Pamitan sama mutawif, check-in dan cari posisi wuenak buat
bobo nunggu flight Turkish Airline
jam 03.00
Mesjid terapung saat malam |
Selasa, 29 Maret. Istanbul : Emirgan Park, Blue Mosque, Bosphorus
Pengalaman naik Turkish Airline
yang bikin bingung (English nya lucu),
laper (menunya gak bikin selera atau gw yang mual sih?), dan sakit telinga
waktu mau landing. Ditambah keluar pesawat kudu naik bus buat ke terminalnya,
kan dinginnya ampun2 tuh pas pagi, ngomong aja keluar asap2 gitu. Fixed gw unwell.
Sampai terminalnya bengong,
begini aja Sabiha Gocken Int’l Airport? Gak ada free wi-fi, trolley
berbayar TL 3 (TL 1 = Rp 4800,-) Padahal infonya cuman bayar TL 1 loh, dan itu
bisa balik lagi waktu kita sudah balikin trolley
nya. Ah sudahlah~
Karena guide ganteng sudah
datang, grup yang tadinya nampak lelah jadi pada semangat, haha..
Namanya Ramazan Goden, orang Turki
asli. Tapi sudah sering bolak balik Indonesia katanya, pantes fasih bahasanya.
Ramazan, our handsome guide |
Rute pertama kita ke Istanbul
bagian Eropa, ke taman tulip yang baru pada mekar. MasyaAllah cantiknyaa. Gw
& Rian yang dasarnya gak suka dingin pun bela2in foto di setiap sudut
taman. Demi tulip it’s okay jadi
sedikit beku #lebhay.
Dari Emirgan Park, kita ke komplek
kota tua buat makan siang di local resto, lanjut sholat jamak di masjid Sultan Ahmed a.k.a masjid biru. Ramazan
menceritakan sejarah masjid ini, bikin makin terkagum2 dan bersyukur bisa
menjejakkan kaki disini, tempat yang selama ini cuma bisa dibayangkan
kemegahannya *sujud syukur*
Rute selanjutnya ke selat
Bosphorus, kita mau naik cruise diantara 2 benua. Udara dingin sore itu hampir
mengalahkan excited kita. Ramazan bilang udaranya sejuk, bukan dingin. Okeh~
Inside Mesjid Biru |
Between 2 continents |
Malemnya dinner di Kebap House.
Nyaris sama seperti menu lunch tadi. FYI di Turki semua makanan yang ada dagingnya (ayam, kambing, sapi) disebut
kebab!
Real Kebab |
Kelar dinner kita ke hotel.
Akhirnyaa.. setelah seharian gak mandi loh #ups
Hotel Golden Way… cakep deh. Tapi
koq suara dari kamar sebelah kedengeran yak? Apalagi di kamar mandi. Hmm..
Rabu, 30 Maret. Istanbul : Leather
Factory, Eyup, Topkapi, Grand Bazaar
Setelah sarapan di hotel, kita mulai
lagi city tour. Tujuan pertama ke outlet Kircilar. Disana kita nonton peragaan
busana yang terbuat dari kulit asli. Cakep bener deh baju2nya, ditambah
peragaan oleh model2 cewek & cowok Turki. Lumayan buat cuci mata #ehh
the models |
Syukurlah di toko sebelah harganya
masih masuk akal. Dan pas banget ada tas yang gw pengen dan butuh. Bungkuuss~
Lanjut ke daerah Eyup, mesjid Abu Ayub
al Anshori. Ramazan menceritakan sejarah tempat itu sebelum kita masuk.
Inside Abu Ayub Mosque |
Di pelataran masjid ketemu Sultan
kecil. MasyaAllah gantengnyaa. Ramazan bilang tradisi disana kalau anak cowok
baru disunat, berpakaiannya begitu. So cute!
Jadilah si kecil itu objek foto kita2 sebelum akhirnya mewek dan balik meluk mommy nya *cupcupcup*
Jadilah si kecil itu objek foto kita2 sebelum akhirnya mewek dan balik meluk mommy nya *cupcupcup*
'lil Sultan |
Dari Eyup kita ke daerah Kota Tua
lagi untuk lunch (Kebap kambing) lalu jalan kaki ke Istana Topkapi. Lumayan gempor. Tapi tetap semangat doong, kan lewat Aya Sofya yang bersejarah itu.. *terharu*
Tiba di Istana Topkapi, ada 4 pintu yang harus dilewatin sebelum masuk komplek utama istana, yang ditandai dengan taman besar yang ditengah2nya ada air mancur, dan dikelilingi bangunan2 fungsional. Keren banget deh.
Tiba di Istana Topkapi, ada 4 pintu yang harus dilewatin sebelum masuk komplek utama istana, yang ditandai dengan taman besar yang ditengah2nya ada air mancur, dan dikelilingi bangunan2 fungsional. Keren banget deh.
Komplek istana Topkapi |
Back to Topkapi. Di salah satu bangunan di sisi
taman, terdapat museum yang menyimpan peninggalan nabi, para sahabat, dan
sultan. Ada jejak kaki nabi, gigi, bahkan janggut beliau. Ada juga peninggalan
Sultan berupa berlian 86 karat yang dari cerita awalnya ditemukan di tempat
sampah. Wow. Sayang gak boleh take pict di dalam.
Dari Istana Topkapi kita ke Grand
Bazaar. Gak sampai 2 jam disana karena sudah sore dan toko2 mulai tutup. Jadi gak sempat explore pasar yang katanya ada 3000-an toko disitu. Gak berani juga sih, nanti nyasar. Hehehe..
Malemnya dinner di Galata, resto bawah jembatan yang suasananya romantis. Menunya ikan seger. Nomnom~
Inside Grand Bazaar |
Kamis, 31 Maret. Istanbul : Spice Bazaar, Camlica Hills, Eyup Teleferik
Check out hotel karena kelar city tour langsung diantar ke bandara. Mulai tour ke Spice Bazaar yang ternyata lebih murah daripada Grand Bazaar. Pasar lokal sih ya.
Masih di sekitaran Spice Bazaar ada mesjid Rustem Pasha yang katanya dinobatkan jadi masjid paling cantik di Eropa karena interiornya yang dari keramik berbagai macam motif.
IMHO sama ajasih, mesjid di Istanbul cantik2 semua *lope2*
Selesai urusan di daerah Spice Bazaar kita nunggu bus rombongan yang parkir agak jauh. Waktu lagi nunggu di pinggir jalan, ada orang yang nawarin buku seharga TL 1. Si suami yang doyan buku dengan senang hati mengeluarkan duit di dompet. Tetiba ada penjual lain yang juga menawarkan buku, jadilah mereka adu mulut buku siapa yang oke. Lagi riweuh gitu Rian nyadar kalau duit di dompetnya raib. So dengan cepat doi tarik tangan penjual pertama yang ternyata tersangkanya, buktinya duit Rupiah dan Lira ada di genggamannya. Bagusnya tu orang gak langsung kabur. Malah lanjut nawarin bukunya, tapi harganya jadi TL 10. What??
Syukurnya bus kita sudah datang, buru-buru masuk bus sebelum tambah emosi. Lanjut makan siang di Vefa Resto.
Rute selanjutnya kita ke Camlica Hills, daratan tertinggi di Istanbul. Dari sini terlihat jelas Istanbul yang terbagi jadi sisi Asia dan Eropa. Disini juga tempat pembangunan mesjid terbesar di Istanbul sebelah Asia yang diprakarsai Presiden Erdogan.
Spice Bazaar |
Masih di sekitaran Spice Bazaar ada mesjid Rustem Pasha yang katanya dinobatkan jadi masjid paling cantik di Eropa karena interiornya yang dari keramik berbagai macam motif.
IMHO sama ajasih, mesjid di Istanbul cantik2 semua *lope2*
Inside Rustem Pasha Mosque |
Selesai urusan di daerah Spice Bazaar kita nunggu bus rombongan yang parkir agak jauh. Waktu lagi nunggu di pinggir jalan, ada orang yang nawarin buku seharga TL 1. Si suami yang doyan buku dengan senang hati mengeluarkan duit di dompet. Tetiba ada penjual lain yang juga menawarkan buku, jadilah mereka adu mulut buku siapa yang oke. Lagi riweuh gitu Rian nyadar kalau duit di dompetnya raib. So dengan cepat doi tarik tangan penjual pertama yang ternyata tersangkanya, buktinya duit Rupiah dan Lira ada di genggamannya. Bagusnya tu orang gak langsung kabur. Malah lanjut nawarin bukunya, tapi harganya jadi TL 10. What??
Syukurnya bus kita sudah datang, buru-buru masuk bus sebelum tambah emosi. Lanjut makan siang di Vefa Resto.
Rute selanjutnya kita ke Camlica Hills, daratan tertinggi di Istanbul. Dari sini terlihat jelas Istanbul yang terbagi jadi sisi Asia dan Eropa. Disini juga tempat pembangunan mesjid terbesar di Istanbul sebelah Asia yang diprakarsai Presiden Erdogan.
View from Camlica hills |
Pembangunan Masjid Erdogan |
Dari bukit Camlica di Asia, kita balik ke Eropa lagi. Bukan main deh, bolak balik Asia-Eropa serasa Balikpapan-Penajam ya begini ini. Etapi jembatan Balikpapan-Penajam pan belum jadi2 yak, ahahaha.. #hush
Welcome sign on Bosphorus bridge |
Kita ke daerah Eyup lagi untuk naik kereta gantung (Teleferik) menuju bukit Pierre Loti. Dari atas bukit terlihat Golden Horn yang bersejarah itu. Disinilah Al Fatih berhasil menyebrangkan 70 kapal perangnya melewati perbukitan yang akhirnya pasukan muslim berhasil menaklukan Konstantinopel. Padahal usia beliau saat itu baru 21 tahun. Kita2 umur segitu sudah bisa apa ya..??
Golden Horn |
Turkish pride |
Turun dari bukit Pierre Loti sudah sore banget. Lanjut ke resto buat dinner, makan terakhir kita di Istanbul. Antara sedih dan senang nih. Sedih karena waktu explore Istanbul sudah selesai, senang karena sudah mau pulang dan bisa makan enak (no more real kebab), hehe..
Jam 9 malam diantar ke bandara Ataturk untuk flight ke Jakarta jam 2 dinihari by Turkish Airlines. Disini baru ngerasain pakai trolley berbayar TL 1, gak seperti di bandara pertama kita datang. Kalau mau duitnya balik, kudu balikin trolley ditempatnya. Pinter nih ngajarin orang2nya tanggung jawab. But you know what, di bandara Internasional ini juga gak ada free wi-fi doong. Sepertinya gak biasa gratisan mereka ini. So buruan cari pewe a.k.a posisi wuenak buat bobo nunggu flight. Zzz~
Jum'at, 1 April. Istanbul - Jakarta
Take off dari Ataturk Int'l airport. Melihat Istanbul malam hari dari jendela pesawat bikin galau. Perasaan yang sama setiap kali pulang dari tempat2 yang diimpikan. It was enchanting to be there. Gak heran Napoleon Boneparte pernah bilang "If the world were a single state, Istanbul would be it's capital". Terimakasih ya Allah sudah memberi kesempatan kami berada di sana. Semoga Indonesia juga bisa punya pemimpin hebat, dan kami rakyatnya juga bisa memantaskan diri untuk dipimpin oleh mereka. Aamiin.
Setelah 12 jam penerbangan, safely landed in CGK. Sudah maghrib aja di Jakarta. Itulah hari Jum'at tersingkat sepanjang hidup gw, hehe..
Buru2 kita cari tempat jualan bakso atau mie ayam di bandara, secara sudah kangen pake banget makanan sini :9
Oh yes, we're still into Indonesia. No matter how far we go.. dan seberapa kerennya negeri orang disana, this is our own home. Alhamdulillah.
"The magic things about home is that it feels good to leave,
and it feels even better to come back"
and it feels even better to come back"
(Wendy Wunder)
From Turkiye with love,
Dhy & Rian