Monday, 23 March 2020

(Part 1) Our 2020 Journey: Preparation - Taba

"Janganlah sengaja memaksakan perjalanan (ibadah), kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjidil Aqsha"
(HR Bukhari)

Kalau Umroh sebelumnya edisi dadakan sebulan jadi, kali ini jauh2 hari sudah ngincer traveling 3 tanah suci. We'll prepare our best to meet you, yaa Baitul Maqdis 😇

May 2019
Sejak Ramadhan 1440 H rajin mantengin grup2 umroh mandiri UBP & UBY di Fb. Pas ada yang ngepost rencana Umroh+Aqsha+Cairo, langsung save kontaknya en ngejapri untuk tau detailnya. Oke juga untuk harga tiket dan LA (land arrangement), tapi belum deal saat itu.

July 2019
Setelah lebaran kepikiran lagi, jadi deh chat mbak Isti lagi. Beliau yang arrange perjalanannya. Ternyata harga tiket yang tadinya 10-an juta, sudah jadi 13 juta!
Gw minta si mbak infokan kalau besok2 turun lagi. Besoknya diinfo sih, tapi harganya jadi 15 juta! Qadarallah mungkin belum jodoh 😔
Beberapa hari kemudian nampak status Wa mbak Isti menawarkan tiket 13-an juta untuk pergi pulang dari/ke Jakarta (sebelumnya depart di Singapur). Gw tanya deh apa bener harga turun? Ternyata gak, tapi bisa disiasatin pake promo di applikasi2 bisa dapat harga segitu. Bismillaah.. langsung excited plus deg2an karena limited time promo. Alhamdulillah bisa nebeng hape temen2 kantor jadi bisa issued tiketnya. Jazaakumullaah 😊
Kegalauan selanjutnya muncul karena pengen ajak Mama juga, ajak Bapak Hasan juga. Tapi budget belum memungkinkan buat kesana rombongan. Semoga next ada kesempatan kesana ramean yaa, aamiin 🤲

October 2019
Awal bulan ada telpon masuk dari nomer Arab, pas lagi meeting pun. Auto gak angkat. Parno juga kaan, secara banyak info kalau dapat telpon dari nomer luar negeri sebaiknya jangan direspon kalau gak mau menyesal pulsa ludes atau apalah.
Baru ngeh setelah cek email Spam kalau itu nomer telpon maskapai yang gw pakai dari Jordan ke Jeddah nanti doong.
Email dari Flynas sejak akhir September menginfokan flight gw nanti canceled! Padahal Februari loh masih lama, bisa gitu yak 😰
Alhamdulillah sih segera tau, padahal jarang banget buka email SpamSo gw telpon Flynas untuk urusan refund. Lanjut issued tiket Saudia buat gantinya.

December 2019 - January 2020
Pemerintah Saudi bikin aturan2 yang bikin deg2an. Masa berlaku paspor umroh yang dulunya minimal 7 bulan, sekarang jadi harus minimal 1 tahun. Alhamdulillah perpanjangan paspor Rian lancar karena bantuan dokumen kiriman mbak Isti. Paspor gw sendiri sudah diperpanjang sepulang dari umroh terakhir. Lincah kan gw, ikhtiar biar bisa jalan2 abroad lagi gitu 🤭
Di masa2 penantian dolar bisa turun (bisa saving LA), pemerintah Saudi malah memberlakukan tambahan biaya asuransi dsb yang ditotal mencapai USD 200. So mau gak mau LA nambah lagi.
Mbak Isti cukup bijak dengan memberi pilihan mau turun grade hotel atau tetap di hotel awal tapi ada tambahan biaya. Jamaah terbagi jadi 2 grup. Grup I gak masalah nambah biaya, grup II juga nambah sih tapi gak sebanyak grup I dan harus turun grade hotel. Gw auto masuk grup II. Selain masih sama2 hotelnya di ring 1, gw & Rian mau upgrade kamar jadi twin yang nambahnya lumayan. Selain kita, cuma ada 5 orang lain (1 keluarga) yang masuk ke grup II. 40-an orang lainnya di grup I.
Awal tahun visa Mesir sudah terbit, disusul visa umroh yang keluar pertengahan Januari. Tanggal 29 Januari 2020 akhirnya visa 15R43L keluar. Setelah deg2an menunggu karena gak sedikit cerita negara penjajah itu menolak mengeluarkan visa tanpa alasan yang jelas (Biasanya karena hate speech ke mereka. Gw aja sempat deactivate Fb, secara isinya banyakan #freepalestine). Ditambah "Kesepakatan Abad Ini" ala mereka yang membuat emosi warga Palestina, akibatnya lagi banyak aksi protes disana akhir2 ini. Worry campur excited lah rasanya mau kesana.


February 2020

Tanggal 3 February, Senin jam 2 siang boarding Oman Air ke Muscat. Siap2 flight 7 jam! Eh fyi, check-in online Oman Air sebelum hari H berbayar loh. Kita mah tungguin hari H ajalah ya #teamgratisan

Transit Muscat gak sampe 2 jam, lanjut boarding Oman Air ke Cairo. Pesawatnya gak rame, bisa tidur selonjoran. Berasa jadi penumpang kelas bisnis gitu 😙
Sampe di Cairo selasa dinihari, suhu setempat 12°. Langsung pakai mantel tebal yang emang sudah disiapkan. Brrr~

Egypt Airport Icon
Nunggu rombongan yang transit di Jeddah yang subuh baru sampe. Delay kesiaan.
Sampai di hotel Pyramid sebelum jam 7, langsung sarapan di resto. 

Shaher, si guide, bilang jam 9 pagi sudah harus ngumpul buat city tour. Jadilah abis sarapan bersegera mandi dan siap2.

Stop point pertama pastinya ke Piramida Giza yang fenomenal itu. Yang berat 1 baloknya lebih dari 1 ton. So bayangin aja berapa effort yang dikeluarkan untuk membangun setinggi lebih dari 100 meter gitu. Untuk apa mereka membangunnya? Apa bahan pembuatannya? Kita meyakini piramida dibangun untuk makam raja2, dibangun segede itu dari batu kapur untuk memuat harta yang akan menemani raja di alam sana. Namun menurut Al Qur'an tujuan utama pembangunannya bukanlah untuk makam.


Dan berkata Fir'aun: Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi  supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa Dia dari orang-orang pendusta.
(QS. Al Qashas: 38)

Pyramid of Khafre
Stop point kedua di pabrik Papyrus, melewati Pyramid Street yang ternyata dibangun oleh Napoleon Boneparte. Di pabrik Papyrus ditunjukkan cara membuat kertas dari tanaman Papyrus yang tumbuh di sekitar sungai Nil, dan telah digunakan bangsa Mesir Kuno sejak ribuan tahun lalu dan masih eksis sampai sekarang. Wow! 👍👍


Glow-in-the-dark Papyrus
Makan siang di Chinese Resto New Wang Fu. Dilanjutkan ke pabrik parfum Golden Eagle yang juga memproduksi parfum2 macam Dior, Channel, dsb.
Sekitar jam 3 sore rombongan kami sampai di The Egyptian Museum. 2 jam di dalam museum gak terasa karena tempatnya besaar dan koleksinya banyaak. Ada berbagai bentuk dan jenis artefak, mumi, sampai barang2 peninggalan raja2 mesir kuno. Yang paling diincar pastinya topeng raja yang infonya terbuat dari 11 kg emas! 😲


Inside d Egyptian Museum
Source: Wikipedia
Mumi ditempatkan di ruangan khusus, yang tiket masuknya berbayar lagi. Dan teteup, taking picture is prohibited. Gak boleh berisik pun. So sebelum masuk ruang mumi, Shaher menjelaskan dari beberapa mumi yang ada, salah satunya berwarna lebih terang dari yang lain. Kabarnya mumi tersebut adalah Firaun yang tenggelam di Laut Merah saat mengejar Nabi Musa. Dialah yang diabadikan dalam Al Qur'an:


Dan (ingatlah) ketika kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.
(QS. Al Baqarah: 50)

Kurang puas pastinya di museum. Tapi kita harus beranjak menuju Masjid Al Azhar untuk jamak sholat karena jalanan di pusat kota Cairo sering macet. Ternyata Al Azhar dulunya berpaham syiah dibawah Fathimiyah, setelah ditaklukan Salahuddin Al Ayyubi sempat ditutup dan diganti paham Sunni. Alhamdulillaah...

Masjid Al Azhar
Setelah Magrib kami dibawa ke pasar terkenal El Khalili untuk belanja oleh-oleh. Kita diarahkan ke toko fixed price untuk menghindari tawar menawar dan tawaf pasar yang pastinya memakan waktu lama. Haha.. Shaher tau banget kelakuan orang kita 😅


Fixed-price Store
Selanjutnya dinner cruise di sungai Nil. Seru sebenarnya karena ada live music, tapi kita yang udah tepar (karena sejak tiba belum istirahat cukup) malah jadi kurang excited dan memilih memejamkan mata setelah makan. Ada penari perut juga sih, gak bagus buat ditonton 🙈


Inside the cruise

Rabu, 5 February. Pagi2 sudah harus packing koper karena check out setelah sarapan. Jam 7 bus sudah jalan. Kita menuju Terusan Suez untuk menyebrang ke benua Asia. Kemarin sempat nulis kalau Turki satu2nya negara diantara 2 benua, gak inget kalau Mesir juga 🙇‍♀️
Di sepanjang jalan dari Terusan Suez banyak check point dan tentara yang berjaga. Shaher bilang tempat ini diperebutkan, secara strategis banget. Bayangkan aja kalau Terusan Suez ditutup, bakal sulit banget buat kapal2 Eropa menuju Asia, harus muterin Afrika dulu. Jauh bgt!
Dari terusan Suez menuju Sinai, pemandangannya cuma gurun pasir plus gunung batu. Terik sih tapi suhu 19°. Brrr~

Mata air nabi Musa
Kita melewati salah satu mata air Musa. Shaher bilang aturan pemerintah sekarang gak boleh lagi disinggahi, jadi cukup foto dari bus. Shaher menceritakan sejarah gimana kelakuan Bani Israil yang dari dulu gak ada benernya. Padahal sudah Allah selamatkan dari Firaun dengan mengutus Nabi Musa, masing2 suku diberi mata air berbeda, dan juga makanan dari syurga. Tapi mereka banyak mau dan gak tau terimakasih, malah bikin patung anak sapi Samiri buat disembah! 😡


Pahatan anak sapi Samiri
Kita juga melewati gunung yang ada pahatan Samiri. Mungkin ada yang sengaja membuatnya lagi untuk tujuan wisata. Karena dari sejarahnya patung tersebut sudah dihancurkan oleh nabi Musa.

Sampai di kota St. Chaterine jam 2an, late lunch karena untuk masuk kesini harus ada polisi perbatasan yang mengantar. Negara yang dikuasain militer segitunya banget yak 🙄 Syukurlah makanan yang disajikan lumayan menggugah selera, worth to wait. Kabarnya makanan khas Badui disana. 


Makanan Badui
Perjalanan berlanjut. Sekitar jam 7 malem sampai ke perbatasan Taba. Menginap semalam di Hilton Taba, yang saat datang masing2 kami diberi penanda berupa gelang ungu, selain itu ada suguhan rosela as welcoming drink nya. Segeeerr. Suhu setempat masih 12° siiy.


Welcoming drink

Cerita tentang bagaimana masuk perbatasan Palestina yang dijajah, dilanjut di part berikutnya yaa. Masjidil Aqsha, kami dataang...!! 🥺


4 comments:

  1. Replies
    1. Cukup sekali ke Mesir, kapok liat kotanya ��
      InsyaAllah next ke Aqsha lagi ramean yee.. semangat nabung ��

      Delete
  2. Mantafff Mbak Dhiyang ������

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo bu Nuning.. temen segrup II 🤗
      Salam buat mba Syifa & mba Dhila yaa 😉

      Delete